PALANGKA RAYA - Mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Dr. Ir. Rawing Rambang, MP adalah sosok yang tidak asing lagi bagi sektor perkebunan Kelapa Sawit di Bumi Tambun Bungai.
Sosok yang dikenal ramah dan bersahaja dengan siapapun ini, dikenal akan kariernya di perkebunan Kalimantan Tengah, hingga dirinya pensiun di Instansi yang banyak menghasilkan pendapatan daerah, tenaga kerja dan ekonomi kemasyarakatan.
Baca juga:
Poempida: Tidak Cukup Hanya Pintar
|
Suami dari salah satu Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya (UPR), Dr. Harin Tawon, SE., MP. Dikarunia empat orang anak, yang pertama Wenty Eka Septia, ST, MT bekerja sebagai ASN Kementrian ESDM di Jkt, kedua dr. Inggrid Rachelia menikah dengan Ivan Adwesta Gara, SP, MSc (Swasta) di jakarta, ketiga Caroline Irene Andalia, S IP, M.A ( Swasta ), dan yang keempat Gilberto Evandrian S.Ked tinggal di Jakarta.
Semua sukses dalam jenjang sekolah dan berkarier, sehingga kehidupan mantan Kadis Perkebunan Kalteng ini, selalu dibarengi dengan kebahagian. Sehingga dalam motto hidupnya, bagaimana hidup itu bisa diberkati dan jadi berkat bagi orang lain.
"Hidup itu sederhana, buatlah hidup kita bisa jadi berkat bagi orang lain agar hidup kita diberkati dalam segala hal, " kata Rawing Rambang ini menyampaikan.
Disaat jelang purna tugas sebagai Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, sempat menyelesaikan gelar Doktor Ilmu Lingkungan Bidang Konsentrasi Pengelolaan Sumber Daya Lahan Gambut Berkelanjutan (PSLGB) di UPR.
Penelitian yang dikembangkan terkait "Konsepsi Keterbukaan Informasi Publik Dalam Penyelenggaraan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Tengah".
Didalam kesehariannya, beiau sering diminta sebagai Nara sumber dibidang Perkebunan Kelapa Sawit dan ekonomi kemasyarakatan di lingkar perkebunan kelapa sawit.
Baca juga:
Dr.Hidayatullah, Alumni ke-39 PDIE Unila
|
Sebagai pengamat Perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Rawing, menerangkan bahwa perkebunan kelapa sawit, baik hasil olahan Crude Palm Oil (CPO) masih menjadi salah satu penyumbang terbesar penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan yang jumlahnya mencapai Rp 265, 92 Miliar.
”Dengan melihat angka-angka itu maka kontribusi perkebunan kelapa sawit bagi peningkatan perekonomian di Kalteng sangat tinggi, " katanya menerangkan.
Tak hanya itu, dari 1, 5 juta Ha luasan perkebunan kelapa sawit di Kalteng, saat ini mampu memperkerjakan 320 ribu orang atau sekitar 12 persen penduduk Kalteng yang berjumlah sekitar 2, 7 juta jiwa.
Untuk diketahui, data Kantor Wilayah ( Kanwil ) Ditjen Perbendaharaan Kalteng juga menyebutkan, Industri pengolahan di Kalteng yang didominasi hasil dari kelapa sawit berupa CPO dan turunannya itu bisa tumbuh hingga 70, 3 persen.
Pada tahun 2022 penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan baru Rp 156, 15 Miliar, namun di tahun 2023 angka itu melonjak hingga Rp 265, 92 Miliar.
Rawing Rambang juga mengingatkan untuk pengusaha perkebunan agar dalam membangun sektor perkebunan jangan sampai merugikan lingkungan, masyarakat, hak-hak adat serta harus melibatkan masyarakat.
"Dibalik itu semua, tentunya harus diperhatikan masyarakat sekitar perkebunan dan adat, jangan sampaikan dihilangkan dan tidak diperhatikan. Itu hal yang utama didalam sektor ini, " tutupnya